Di sadur dari: Majalah Girls
Pengarang : Glory Gracia Christabelle
Tasya sudah gelisah dirumah. Jarum jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, namun mamanya tak kunjung pulang. Tasya sudah mengirim SMS berkali-kali, tapi tidak ada jawaban.
Hari itu, mama tasya sudah berjanji akan menjemput tasya untuk makan malam direstoran guna merayakan ulang tahunnya. Namun, lama ditunggu-tunggu, mamanya belum muncul juga. Padahal tasya sudah berdandan cantik sekali.
Handphone tasya berbunyi.ternyata dari mamanya.
"halo?" sapa tasya
"halo, sayang. maaf, mama belum bisa pulang sekarang tasya. ada meetind mendadak sore inin, dan belum selesai sampai sekarang. mungkin pukul delapan malam baru selesai. Gimana kalau makan malamnya besok saja? mama benar-benar enggak bisa malam ini. maaf ya, sayang. enggak apa-apa kan?" tanya mamanya dengan nada bersalah.
"MAMA PEMBOHOONG!!" jerit tasya sedih bercampur kesal.
KLIK! Tanpa menunggu jawapan mamanya, tasya mematikan handphine, lalu masuk kamar dan membenamkan dirinya dibalik bantal smabil menangis terisak-isak.
Papa tasya kebetulan sedang ke luar kota. Tastya hanya berdua bersama mbak suti, yang SMS-an dengan temannya. Huh benar-benar ulang tahun yang buruk bagi tasya.
'' mama selalu begitu. Mentang-mentang wanita karir, pekerja kantoran, lantas tasya selalu jadi nomor dua.selalu aja ada alasan untuk pulang telat. Apakah mama sudah tidak sayang lagi sama tasya? Yah, mugkin bagi mama keberadaan tasya memang tidak begitu penting... sedangkan terhadap perassan tasya, mana mama peduli?'' batin tasya yang membuatnya semakin kesal dan sedih. Tangisnya pun makin menjadi-jadi.
Mama pulang larut malam. Ia membawa kue tart coklat kesukaan tasya.
''Sayang yuk kita tiup lilin sama-sama maaf ya, sayang, mama benar-benar enggak bisa ninggalin pekerjaan," kata mamanya membujuk.
"Enggak mau! mama tiup lilin saja sendiri. kuenya juga dibagi-bagi sama teman mama dikantor. Kan, bagi mama, bos mama lebih penting. Yaudah, enggak usah pikirin tasya. sudah ya, tasya mau tidur,'' sahut tasya ketus.
hati mama tasya sediiih sekali. Matanya berkaca-kaca. Ia sebetulnya sangat menyayangi tasya. Mamanya tahu, ia sudah mengecewakan tasya. Namun, apa boleh buat, sebagai pegawai ia tidak dapat menolak perintah atasan dan bersikap seenaknya. Mama tasya hanya busa menghapus air matanya, berusaha untuk tetap tegar.
BERSAMBUNG.............